News

Toilet Untuk Negeri Mengoptimalisasi Sanitasi Indonesia Berbasis Teknologi

  • Administrator
  • 1 November 2022 2:24 PM

Resource: investor.id

JAKARTA, investor.id – Toilet yang bersih, nyaman dan sehat menjadi dambaan setiap orang, khususnya di tempat-tempat umum seperti kawasan wisata atau rest area yang biasanya tersedia di sepanjang jalur tol. Tetapi, terkadang fasilitas toilet tidak sesuai harapan sehingga orang-orang terpaksa menahan untuk buang air kecil atau memilih mencari tempat lain, yang mungkin jaraknya cukup jauh.

Padahal menahan buang air kecil bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, pembengkakan kandung kemih. Hal yang sama juga berlaku apabila menahan buang air besar, yang membuat Anda berisiko mengalami inkontinensia tinja.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 menunjukkan Indonesia berada di urutan ketiga sanitasi terburuk atau tidak layak di dunia setelah India dan Tiongkok.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan sanitasi di area publik, termasuk tempat wisata maka LIXIL – sebagai perusahaan global asal Jepang pionir pembuat produk perlengkapan teknologi air dan rumah inovatif – menggandeng lima start-up, yakni Jamban.id, Tukang.com, Ethis, Gringgo dan Frday guna mewujudkan fasilitas sanitasi umum yang nyaman dan sehat di Indonesia.

Kolaborasi keroyokan tersebut dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang mengusung program “Toilet Untuk Negeri – Kolaborasi Teknologi, Wujudkan Sanitasi” di Jakarta.

Dalam MoU, LIXIL dan para mitra strategisnya sepakat untuk melakukan kerja sama dalam optimalisasi sanitasi Indonesia berbasis teknologi termasuk mendukung penyediaan fasilitas toilet dan sistem pemantauan berbasis aplikasi (mobile) untuk mendukung pemberdayaan Sanitation Preneur (Pengusaha Sanitasi) sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama.

“Diselenggarakannya program ‘Toilet Untuk Negeri’ ini juga sebagai bentuk dukungan LIXIL Water Technology Indonesia terhadap program pemerintah dalam mendukung Top 10 Tourist Destinations dengan menyediakan tempat sanitasi yang bersih di tempat wisata. Harapannya, dengan adanya program ini dapat membantu dan memfasilitasi masyarakat supaya dapat lebih mudah untuk menemui toilet yang bersih di tempat-tempat wisata,” ujar Marketing Director LIXIL Water Technology Indonesia Arfindi Batubara.

Arfindi menambahkan, area wisata tersebut akan berfokus di 10 destinasi prioritas Indonesia, yang juga jadi program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), di antaranya adalah Mandalika, Pulau Morotai, Tanjung Kelayang, Labuan Bajo, Danau Toba, Wakatobi, Borobudur, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, dan Bromo.

CEO Jamban.id Rudy Wahyu mengungkapkan periode MoU “Toilet Untuk Negeri” berlangsung selama 5 tahun, tetapi setelahnya visi misi ini bakal dibawa hingga ke Asia Pasifik. “Kami ingin menghadirkan solusi dari Indonesia untuk dunia. Harapan teman-teman dalam 1-2 tahun ini kita bisa masuk ke Asia Pasifik sehingga tidak hanya 1.000 titik toilet umum di Indonesia tetapi bisa lebih. Angka 1.000 titik toilet itu memang yang sudah kami mapping di tempat-tempat wisata,” katanya.

Ditambahkan oleh Rudy, program “Toilet Untuk Negeri” tidak sekadar melakukan pengadaan atau revitalisasi toilet melainkan juga memberikan edukasi kepada para pengunjung yang menggunakannya.

“Sebelum menyediakan toilet, kami melakukan feasibility study maka itu besaran pembiayaan yang dikeluarkan bervariasi tergantung hasil studi. Bentuk toilet pun menyesuaikan kebiasaan pengunjung, jadi akan mix antara tilet jongkok dan duduk dengan disertai edukasi penggunaannya. Karena itu ketika mereka masuk toilet ada banyak stiker-stiker edukasi yang menarik perhatian, dan Alhamdulillah sudah berjalan di beberapa tempat,” ujar dia

Selain mendukung pencapaian Sanitation and Sustainable Development Goals (SDGs) No. 6 terkait air bersih dan sanitasi, serta penerapan protokol CHSE: Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) untuk menerapkan kebiasaan baru dalam kondisi pandemi Covid-19. Program “Toilet Untuk Negeri” juga berharap dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia dengan mendukung pertumbuhan usaha kecil-menengah melalui penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, khususnya yang berpendidikan rendah.

Semisal, menjadi tenaga kebersihan atau pedagang yang menyediakan kebutuhan seputar kebersihan di lokasi tersebut. Program ini juga membuka kesempatan bagi masyarakat umum menjadi Sanitation Preneur (Pengusaha Sanitasi) untuk bergabung dan membuka fasilitas toilet umum serta usaha kecil-menengah di daerah terpilih, sekaligus bertujuan meningkatkan kualitas sanitasi dan pelayanan publik sesuai standar yang berlaku dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

Pada program “Toilet Untuk Negeri,” semua pihak saling berperan untuk merealisasikan misi program. Ada pun LIXIL memberikan solusi toilet yang inovatif dan membawa standar toilet umum di Jepang untuk diterapkan di Indonesia.

Sementara itu, Jamban.id berperan mengaktifkan sistem monitoring berbasis aplikasi mobile untuk mendukung penyediaan fasilitas toilet umum serta payment gatewayStart-up Tukang.com membantu membangun fasilitas toilet umum dengan mitra Tukang.com di seluruh tanah air. Kemudian Ethis mengaktifkan sistem peer to peer financing online yang memungkinkan semua orang dapat berkontribusi dalam pembangunan fasilitas toilet umum di destinasi wisata Indonesia.

Sedangkan Gringgo memastikan program “Toilet Untuk Negeri” sesuai dengan praktik terbaik dengan tujuan pembangunan berkelanjutan; dan Frday berperan mengelola operasional fasilitas toilet umum serta menyediakan perlengkapan kebersihan seperti tisu, sabun, handuk dan lain-lain.

Melalui desain yang bermakna, semangat kewirausahaan dan dedikasi untuk meningkatkan aksesibilitas bagi semua, lanjut Arfindi, LIXIL berkomitmen dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“Salah satu tujuan dari program ‘Toilet Untuk Negeri ini’ adalah untuk meningkatkan sanitasi di area publik termasuk tempat wisata, agar seluruh pengunjung, baik masyarakat Indonesia maupun turis asing dapat merasakan kemudahan akses untuk toilet yang bersih, sehat, aman dan nyaman serta dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial yang baik bagi masyarakat Indonesia,” tutur dia.

Rudy menambahkan, bahwa menariknya program toilet ini berbasis teknologi sehingga menggunakan aplikasi mobile dengan pembayaran yang saat ini masih dapat dibayar tunai atau via aplikasi. Ada pun tarif yang ditetapkan untuk sekali pemakaian toilet adalah Rp 5.000 dan ke depannya akan ada banyak promo, diskon atau poin yang tersedia di aplikasi. “Harapannya agar ekonomi lebih hidup dan masyarakat semakin paham literasi digital lewat hal sereceh ini, seperti memakai toilet umum.”